
Persita Tangerang secara resmi mengumumkan telah memperpanjang kontrak dua bek tengah yaitu Javlon Guseynov dan Tamirlan Kozubaev untuk menghadapi kompetisi Liga 1 Indonesia 2025/26.
Dikutip dari laman resmi Liga Indonesia, Senin, pada kompetisi Liga 1 Indonesia 2024/25, keduanya tampil solid mengawal lini pertahanan Persita Tangerang.
Meskipun posisi pelatih kepala berubah dari Fabio Lefundes ke Carlos Pena, baik Javlon dan Kozubaev dinilai layak untuk menghuni lini pertahanan skuad Pendekar Cisadane.
Bagi Javlon, ini merupakan musim ketiganya membela Persita Tangerang setelah didatangkan dari Borneo FC pada putaran kedua Liga 1 Indonesia musim 2022/2023 silam.
Bek berkebangsaan Uzbekistan tersebut pada Liga 1 Indonesia 2024/25 lalu mencatatkan 88 intersep, 24 tekel, 101 sapuan, dan 25 blok.
Sementara itu, Tamirlan Kozubaev baru menjadi bagian dari Persita Tangerang pada Januari 2025 dan hanya absen dalam satu pertandingan setelah didatangkan.
Pemain yang terdaftar sebagai bagian dari Timnas Kirgizstan tersebut mencatatkan 68 intersepsi, 27 tekel, 16 blok, dan 54 sapuan dalam 16 pertandingan musim lalu.
Selain dua bek tersebut, lini pertahanan Persita Tangerang dipastikan akan makin solid dengan kepastian perpanjangan kontrak untuk sang penjaga gawang, Igor Rodrigues.
Pada kompetisi Liga 1 Indonesia 2024/25 lalu, kiper kelahiran Portugal tersebut masuk ke dalam sebelas terbaik berkat penampilannya ciamiknya di bawah mistar gawang Persita Tangerang.
Sementara itu, Carlos Pena, yang sebelumnya menukangi Persija Jakarta, sudah ditunjuk Persita dengan kontrak satu musim. Ada opsi perpanjangan satu tahun baginya.
"Persita dengan bangga mengumumkan penunjukan Carlos Pena sebagai pelatih kepala tim utama yang baru. Pelatih berusia 41 tahun itu diikat kontrak berdurasi satu tahun dan dengan adanya opsi perpanjangan oleh Pendekar Cisadane dalam mengarungi Liga 1 musim 2025/2026," demikian Persita dalam pengumumannya.
"Carlos Pena kami tunjuk tentu dengan berbagai pertimbangan dan pengalamannya melatih. Salah satunya adalah karena dia sudah mengenal klub dan para pemain di kancah Liga 1 Indonesia," kata Presiden Persita Ahmed Zaki Iskandar.
Dia menambahkan, Carlos Pena diharapkan bisa membawa Pendekar Cisadane bisa lebih bersinar lagi pada musim depan. Posisi tiga besar pun dibidik.
"Kami berharap dengan memberikan kepercayaan kepada Carlos Pena, Persita bisa tampil lebih baik lagi di musim yang akan datang. Serta memiliki peluang untuk bisa finis di tiga besar atau bahkan juara," demikian Ahmed Zaki
Sementara itu, setelah mendatangkan Risto Mitrevski dan Gali Freitas, Persebaya Surabaya tampaknya tengah menunjukkan geliat aktif di bursa transfer jelang Liga 1 Indonesia 2025/2026.
Klub kebanggaan Bonek Mania itu tampak serius mengumpulkan mantan bintang PSIS Semarang sebagai kekuatan baru musim depan.
Setelah sukses mengamankan jasa Rizky Dwi pada musim lalu, manajemen Green Force terus berburu legiun Mahesa Jenar lainnya. Upaya tersebut tampaknya berbuah hasil, meski tidak semuanya berjalan mulus.
Nama Gali Freitas menjadi rekrutan terbaru yang berhasil dikunci Persebaya Surabaya dari PSIS. Penyerang asal Timor Leste itu resmi merapat ke Kota Pahlawan setelah PSIS melepasnya pasca musim 2024/2025 berakhir.
Gaya bermain Gali Freitas yang cepat dan eksplosif dipercaya sesuai dengan karakter permainan Persebaya Surabaya. Kehadirannya akan memberi warna baru di lini serang, sekaligus melengkapi puzzle skuad yang kini diisi banyak talenta muda.
Namun, tidak semua incaran dari PSIS Semarang bisa diamankan oleh Persebaya Surabaya. Dua nama yang sebelumnya dikaitkan justru berlabuh di klub lain.
Haykal Alhafiz yang sempat santer akan kembali ke Surabaya, memilih bergabung dengan Persita Tangerang. Sementara Boubakary Diarra kini lebih dekat dengan Persijap Jepara.
Meskipun gagal mendapatkan kedua nama tersebut, Persebaya Surabaya belum menyerah dalam mencari mantan pemain PSIS lainnya. Nama Syahrul Trisna menjadi target anyar dari Kekuatan Hijau yang saat ini sedang dituju dengan serius.
Kiper yang bertanda untuk Timnas Indonesia saat ini masuk dalam radar transfer Persebaya Surabaya untuk memperkuat sektor penjaga gawang. Informasi ini pertama kali diungkap oleh akun Instagram @transferligina pada hari Kamis, 12 Juni 2025.
Diketahui, pemain berusia 29 tahun tersebut sebelumnya bermain untuk tim PSS Sleman, Persikabo, PS Tira, dan PSIS Semarang. Ia beberapa kali mendapat panggilan ke Timnas Indonesia. Ia terakhir kali berseragam Garuda di ajang Kualifikasi Piala Dunia saat Timnas Indonesia menghadapi Vietnam pada bulan Maret lalu.
Syahrul Trisna memang baru saja dilepas oleh PSIS dan saat ini berstatus bebas transfer. Kondisi tersebut membuka jalan bagi Persebaya Surabaya untuk mendatangkannya tanpa biaya transfer.
Halaman
Sebagaimana dilaporkan sebelumnya, kecepatan Persebaya Surabaya dalam merekrut pemain menjadi indikasi bahwa klub tidak ingin mengulangi performa yang tidak konsisten di kompetisi sebelumnya.
Hal ini diperkuat setelah Risto Mitrevski resmi didatangkan dari Dewa United untuk menggantikan Slavko Damjanovic di pusat pertahanan. Bek asal Makedonia Utara ini membawa catatan impresif 13 clean sheet dari 30 laga musim lalu.
Gali Freitas menambah opsi tajam di sektor sayap dengan kecepatan luar biasa khas winger Timor Leste. Pemain yang sempat diincar Persib Bandung ini sebelumnya memperkuat PSIS Semarang.
Koko Ari Araya kembali ke Gelora Bung Tomo setelah dua musim membela Madura United dan langsung mendapatkan sambutan hangat Bonek-Bonita.
Fullback andalan ini diharapkan mengulang penampilan apiknya untuk memperkuat pertahanan lebar.
Selain trio anyar, Persebaya Surabaya mempertahankan Alfan Suaib, Andhika Ramadhani, Arief Catur Pamungkas, Bruno Moreira, Dejan Tumbas, Dime Dimov, Ernando Ari Sutaryadi, dan Flavio Silva.
Sisa skuad yang bertahan meliputi Francisco Rivera, Kadek Raditya, Malik Risaldi, Mikael Tata, Randy Hanson May, Rizky Dwi Pangestu, dan Toni Firmansyah.
Komposisi inti ini diyakini menjaga kekompakan tim sekaligus kesinambungan gaya permainan.
Secara keseluruhan, 70–80 persen komposisi tim musim lalu dipertahankan untuk menjaga stabilitas dan chemistry skuad. Manajemen melanjutkan negosiasi guna menambah tiga hingga empat pemain di posisi kunci.
Eduardo Perez Moran ditunjuk sebagai pelatih kepala untuk musim depan dengan misi mengembalikan kejayaan Green Force.
Dia akan dibantu oleh Shin Sang-gyu, Uston Nawawi, dan Felipe Americo Martins Goncalves di tim kepelatihan.
Sebelumnya, Persebaya Surabaya resmi mengumumkan Eduardo Perez Moran sebagai pelatih baru pengganti Paul Munster yang kontraknya tidak diperpanjang.
Bajol Ijo, julukan Persebaya Surabaya, melakukan perombakan pemain dan jajaran pelatih untuk mengarungi kompetisi musim depan.
Dalam pengumuman resmi pada Selasa (3/6/2025), sebanyak sepuluh pemain serta dua staf pelatih resmi berpisah dengan klub berjuluk Bajul Ijo tersebut.
Dari total sepuluh pemain itu, tiga di antaranya adalah pemain asing, yakni Gilson Costa, Mohammed Rashid, serta Slavko Damjanovic.
Selain itu, Persebaya juga berpisah dengan tujuh pemain, yaitu Andre Oktaviansyah, Riswan Lauhin, M. Hidayat, Ardi Idrus, Kasim Botan, Aditya Arya, dan Lalu Muhammad Rizki.
Sementara itu, dua staf pelatih yang tidak lagi bekerja untuk Persebaya adalah Benyamin van Breukelen, pelatih kiper, dan Muhammad Alimuddin, pelatih fisik.
"Thank you for the dedication and hard work for Persebaya so far. We have gone through joys and sorrows together. We pray that everything continues to be successful in your next career. See you at another opportunity," wrote the official Persebaya page.
Sementara itu, pada hari yang sama, Persebaya juga mengumumkan jajaran pelatih dan pemain baru.
Tiga pelatih anyar itu adalah Eduardo Perez asal Spanyol sebagai head coach, Shin Sang Gyu asal Korea Selatan sebagai asisten pelatih, dan Felipe Americo asal Brasil sebagai pelatih kiper.
Untuk pemain, Persebaya mengumumkan dua pemain asing baru, yaitu Risto Mitrevski bek asal Makedonia Utara dan Gali Freitas penyerang asal Timor Leste.
Sebagaimana dilaporkan sebelumnya, Manajemen Persebaya telah menyiapkan tim kepelatihan barunya. Mereka tidak hanya mengganti Munster, tetapi juga mendatangkan asisten pelatih baru.
Selain Eduardo, Persebaya Surabaya juga bakal dibantu oleh kabinet kepelatihan, di antaranya ada nama Shin Sang-Gyu sebagai Asisten Pelatih.
Lalu Uston Nawawi sebagai asisten pelatih, dan Felipe Americo Martins Goncalves sebagai pelatih kiper.
Manajemen Persebaya sebenarnya sudah memberikan bocoran soal ini ketika mereka mengumumkan melepas Paul Munster.
Menurut mereka, manajemen tidak hanya mendatangkan head coach semata, namun juga pelatih kepala dan kabinet-nya. Kabinet itu tentu merujuk pada sosok-sosok asisten pelatih yang akan membantu head coach.
"Playing in Liga 1 and ASEAN club competitions will be a new challenge that must be faced with a new approach. To ensure Green Force can compete in two championships simultaneously," wrote the official statement from Persebaya management uploaded on Instagram on May 24th.
Eduardo Perez Moran Jadi Pelatih Kepala Persebaya yang Baru
Nama Eduardo Perez Moran sebenarnya sudah santer terdengar di telinga Bonek, para pendukung Persebaya.
Meskipun Persebaya baru hari ini mengumumkan nama Eduardo Perez Moran sebagai head coach.
Berbagai respon memang muncul dari Bonek. Ada yang merespon positif, ada juga yang meragukan kemampuan Edu -sapaan Eduardo Perez Moran.
Memang wajar jika ada yang meragukan kemampuan Edu. Sebab dalam profil Edu yang terdapat di Transfermarkt-situs referensi untuk melihat profil tim, pemain, dan pelatih sepak bola- pelatih asal Spanyol itu memang tidak banyak menangani tim sebagai head coach.
Selain itu, sebelum munculnya nama Edu, ada beberapa pihak yang berupaya memainkan isu agar Persebaya memilih sosok pelatih tertentu.
Sejak Paul Munster tidak diperpanjang oleh Persebaya, memang isu-isu liar berkembang di media sosial. Beberapa nama pelatih dikaitkan dengan Persebaya. Yang paling sering disebut tentu Stefano Cugurra alias Teco.
Sebelum Liga 1 berakhir, pelatih asal Brasil itu memang sudah mengumumkan dirinya bakal berpisah dengan Bali United di akhir musim.
Teco dikaitkan dengan Persebaya karena memang ia pernah menukangi Persebaya. Namun saat itu masih menjadi pelatih fisik mendampingi Jacksen F. Tiago. Nah, dalam perjalanannya Teco memang berhasil membuktikan diri bahwa dia mampu menjadi head coach.
Persebaya Menunjuk Asisten STY, Shin Sang Gyu Jadi Asisten Pelatih
Siapa lagi Kabinet Setelah Timnas yang ada di Persebaya? Selain Edu yang pernah menukangi Timnas Indonesia, manajemen Persebaya menunjuk Shin Sanggyu sebagai asisten pelatih.
Shin Sanggyu merupakan asisten pelatih Shin Tae-yong di Timnas Indonesia. Sebelum melatih timnas Indonesia bersama STY, Sanggyu punya pengalaman malang melintang sebagai asisten pelatih level timnas.
Shin Sanggyu pernah melatih Timnas putra Korea Selatan (Korsel) U23 dan Timnas putri Korsel U20. Di timnas putri Korsel U20, Shin Sanggyu bahkan pernah merasakan Piala Dunia 2016.
Shin Sanggyu juga pernah mendapatkan kepercayaan menjadi pelatih timnas senior Korsel. Saat itu ia turut merasakan membawa timnas senior Korsel berlaga di Asian Games 2014 dan Olimpiade Brasil 2016.
Selain itu Shin Sanggyu juga pernah berada di Timnas Tiongkok U23. Saat itu ia berkesempatan bersama pelatih legendaris Belanda, Guus Hiddink.
Profil Eduardo Perez Moran
Edu yang lahir pada 2 Desember 1976 di Madrid, Spanyol, memang jarang menjadi head coach. Latar belakangnya adalah seorang kiper. Namun selama menjadi asisten pelatih, Edu sebenarnya merupakan aktor intelektual di balik strategi tim yang dia bela.
Meskipun hanya sebagai asisten pelatih, namun Edu pernah merasakan berada di tim-tim yang punya nama besar. Ia mengawali karier kepelatihannya di klub Girona, Spanyol.
Dari Spanyol, ia kemudian banyak menimba pengalaman kepelatihan di liga-liga Timur Tengah. Ia pernah berada di balik strategi Al Jazira (Uni Emirat Arab).
Setelah dari Al Jazira, ia kemudian diajak Luis Milla untuk menukangi timnas Indonesia. Sebelum Milla cabut dari timnas, Eduardo lebih dulu memilih kembali ke Timur Tengah. Ia menjadi asisten pelatih di Al Saad yang bermain di Liga Qatar. Di sinilah, Edu kemudian punya kedekatan cukup intens dengan Xavi Hernandez.
Setelah di Al Saad, Edu kembali ke Indonesia. Ia mendapatkan kepercayaan di tim kepelatihan Persija Jakarta. Petualangannya kemudian berlanjut dengan menjadi head coach di PSS Sleman.
Benar, Edu tidak lama menjadi pelatih kepala di PSS. Informasi yang beredar saat itu menyebutkan bahwa dia mengundurkan diri bukan karena prestasi tim tetapi karena adanya konflik internal.
Setelah PSS, Edu kembali ke Spanyol. Ia melatih Villarrobledo. Dari sana, ia banyak berada di Amerika Serikat untuk mengembangkan akademi tim Brooklyn United.