Hasil Skrining Kesehatan: 16.731 Warga Bangka Selatan Derita Penyakit Tidak Menular

Hasil Skrining Kesehatan: 16.731 Warga Bangka Selatan Derita Penyakit Tidak Menular

TOBOALI, BABEL NEWS - Sebanyak 16.731 penduduk di Kabupaten Bangka Selatan diketahui menderita penyakit tidak menular (PTM) dalam periode enam bulan terakhir. Penyebab utama PTM lebih sering berasal dari kebiasaan dan pola hidup, serta memiliki tingkat risiko kematian yang cukup tinggi.

Kepala Divisi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kabupaten Bangka Selatan, Slamet Wahidin menyampaikan, selama periode Januari-Juni 2025 terdapat sebanyak 16.731 orang yang menderita penyakit tidak menular. Mereka diketahui melalui hasil pemeriksaan awal yang dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan.

Mayoritas kejadian penyakit tulang belakang yang dulu sering dialami oleh lansia kini telah berpindah kepada kalangan usia produktif. Mulai dari anak-anak hingga dewasa. "Sekarang banyak pemuda muda sudah mengalami PTM di usia muda," ujar Slamet Wahidin, Minggu (27/5).

Slamet Wahidin mengatakan bahwa PTM termasuk dalam kategori penyakit silent killer. Artinya, penyakit yang tidak menunjukkan gejala pada awalnya. Namun, ketika sudah memburuk, muncul komplikasi lain atau melalui diagnosis dokter, baru diketahui adanya penyakit ini. Jika pengenalan dan pengobatannya terlambat, dapat berakibat fatal hingga kematian.

Jumlah penderita penyakit tidak menular (PTM) dibagi menjadi tujuh jenis penyakit yang berbeda. Paling banyak adalah penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi dengan 13.153 kasus. Diikuti oleh diabetes melitus (DM) sebanyak 1.960 kasus, obesitas sebanyak 1.580 kasus, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) sebanyak 19 kasus. Berikutnya adalah penyakit jantung koroner dengan 11 kasus, stroke sebanyak 5 kasus, serta kanker sebanyak 3 kasus. "Berdasarkan data skrining yang kami terima pada semester pertama, tiga penyakit utama tetap adalah hipertensi, DM, dan obesitas," ujar Slamet Wahidin.

PTM adalah penyakit yang muncul akibat pola dan gaya hidup yang tidak mampu mengendalikan konsumsi gula, garam, dan lemak yang dikenal sebagai GGL. Hal ini karena ketiga komponen tersebut perlu dijaga, agar masyarakat tidak mengalami gangguan kesehatan yang bersifat tidak menular.

Mayoritas penyebab penyakit tidak menular disebabkan oleh perubahan pola hidup serta kurangnya aktivitas fisik yang berujung pada kegemukan. Hal ini dapat mengakibatkan munculnya penyakit lain beserta komplikasinya di masa depan.

Jika sudah terjadi komplikasi, kondisi tersebut dianggap sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat hingga dapat menyebabkan kematian. Terlebih, angka kematian tertinggi disebabkan oleh penyakit stroke, jantung, dan diabetes melitus. Karena untuk stroke, biasanya dimulai dari tekanan darah yang tinggi. Sementara itu, penyakit jantung koroner umumnya diawali dengan kadar kolesterol yang tinggi serta pola makan yang kaya lemak.

"Makanan dan minuman yang mengandung banyak gula dapat meningkatkan risiko terkena diabetes melitus beserta komplikasinya," katanya.

Meskipun demikian, masih banyak masyarakat yang belum terdiagnosis karena kurangnya pengetahuan mengenai PTM serta keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan. Penyakit PTM tidak dapat disembuhkan, namun dapat dikendalikan agar menghindari berbagai komplikasi yang berbahaya. Masyarakat bisa memanfaatkan layanan di puskesmas untuk pencegahan pada tahap primer maupun sekunder.

"Sejak berusia 15 hingga usia tua, setidaknya satu kali pernah melakukan pemeriksaan skrining kesehatan," ujar Slamet Wahidin.(u1)

Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis

PEMERINTAH Kabupaten Bangka Selatan mengajak warga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala. Tindakan ini dianggap penting agar masyarakat dapat mencegah terkena penyakit non- menular atau PTM. Pemeriksaan kesehatan merupakan bentuk investasi bagi kesehatan jangka panjang karena memungkinkan pengenalan dini risiko penyakit.

Kepala Divisi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kabupaten Bangka Selatan, Slamet Wahidin menyampaikan, pemeriksaan kesehatan harus dilakukan setidaknya sekali dalam setahun. Hal ini sangat penting untuk mengetahui kondisi kesehatan secara keseluruhan. Termasuk membantu mengurangi risiko penyakit di masa depan.

"Kami menyarankan setidaknya sekali setahun melakukan pemeriksaan kesehatan," ujar Slamet Wahidin, Minggu (27/7).

Menurutnya, pemeriksaan kesehatan dapat dilakukan di pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) atau rumah sakit. Terlebih lagi, saat ini pemerintah pusat telah mengadakan program pemeriksaan kesehatan gratis sebagai hadiah perayaan ulang tahun pemerintah bagi rakyat. Program tersebut bisa diakses oleh seluruh masyarakat tanpa terkecuali, mulai dari kelompok usia bayi baru lahir hingga lansia serta juga ibu hamil.

"Sebagai langkah pencegahan, kami terus memberikan edukasi kepada masyarakat melalui berbagai program pemeriksaan kesehatan gratis," kata Slamet Wahidin.

Masih kurangnya efektivitas pemeriksaan kesehatan gratis, menurut Slamet Wahidin, menjadi tugas yang harus diselesaikan oleh pemerintah daerah. Mereka terus berupaya memberikan sosialisasi secara luas agar semakin banyak masyarakat memanfaatkan program kesehatan pemerintah. "Ini adalah harapan kami melalui program pemeriksaan kesehatan gratis," tutup Slamet Wahidin.(u1)

PENGIDAP PTM 

- Tekanan darah tinggi atau hipertensi: 13.153 kasus

- Penyakit diabetes melitus (DM): 1.960 kasus

- Obesitas: 1.580 kasus 

- Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK): 19 kasus

- Penyakit jantung koroner: 11 kasus

- Stroke: 5 kasus

- Kanker: 3 kasus

Sumber: DKPPKB Bangka Selatan

أحدث أقدم

نموذج الاتصال